5 Alasan yang Bikin Timnas Indonesia Kalah 1-2 dari China: Rotasi Pemain yang Berbuah Pahit?
5 Alasan yang Bikin Timnas Indonesia Kalah. Timnas Indonesia melawan timnas China pada laga keempat Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Selasa malam (15/10) WIB, dan kalah. Dalam duel tersebut, pasukan Shin Tae-young kalah 1-2. Dua gol ke gawang Maarten Paes terjadi di babak pertama.
Kedua gol tersebut dicetak oleh Bakram Abduweli dan Yunin Zhang. Pada menit ke-87, Tom Hay mencetak gol untuk tim Garuda. Dalam pertandingan ini, Shin Tae-young mengambil keputusan penting dengan mengeluarkan Eliano Lijnders dari tim bersama tiga pemain lainnya Eliano tidak cedera.
Ini strategi Shin Tae-young, kata pelatih timnas Indonesia Smarji. Selain ketidakhadiran Eliano, beberapa taktik yang diterapkan Shin Tae-young tidak berjalan sesuai harapan. Selain itu, gaya bermain China juga membuat Indonesia kesulitan mengembangkan permainan dan kalah.
Simak alasan timnas Indonesia kalah dari China di bawah ini ya Boraneter.
- Rotasi pemain Shin Tae-young
Shin Tae-young melakukan empat perubahan starting lineup untuk pertandingan melawan China dibandingkan dengan pertandingan melawan Bahrain.
Sang pelatih tentu memikirkan keputusan ini dengan matang. Namun komposisi pemain yang dipilih untuk laga melawan China kurang maksimal. Shane Patinama didominasi di sektor kiri.
Indonesia pun kesulitan menjaga ritme permainan tanpa Tom Hay di tengah. Di babak kedua, Indonesia memperbaiki performanya dengan melakukan tiga pergantian pemain di awal pertandingan. Tom Hay juga mencetak gol, dan Nathan Joa Ong tampil lebih efektif sebagai bek kiri.
- Kesalahan terulang saat melawan Bahrain
Andai pemain Timnas Indonesia lebih fokus, Bakram Abduweli tidak akan bisa mencetak gol. Dalam hal ini, ada kesalahan tersendiri yang dilakukan Shane Patinama. Patinama tidak langsung melakukan bowling dan mengambil terlalu banyak risiko.
Pemain asal Tiongkok itu kemudian mencuri bola dan mengopernya kepada Bakram Abduweli yang sudah bebas di depan gawang. Jika dicermati, selain kontroversi perpanjangan waktu, ada sederet kesamaan antara gol Bakram Abduweli dengan gol kedua Bahrain ke gawang Indonesia. Apa itu?
Pemain Indonesia menjadi ceroboh dalam situasi bola kedua saat bola mati, sehingga lawannya tidak terluka.
- Lemahnya Backline
Serangan China sebenarnya tidak ada yang istimewa. Dia hanya melepaskan lima tembakan sepanjang pertandingan, tiga di antaranya tepat sasaran. Namun, dua dari tiga tembakannya membuahkan gol. Ini bukti lemahnya barisan belakang Indonesia.
Apalagi, gol ke gawang Maarten Paes disebabkan oleh kesalahan penyesuaian pemain Indonesia itu sendiri. Gol kedua China seharusnya tidak terjadi karena banyak pemain di dekat Gao Zunyi yang mencetak assist. Situasi ini cukup mengejutkan.
- China Agresif Menyerang, tapi Mudah Jatuh
Di babak pertama, China bermain agresif. Mereka kerap terlibat duel fisik dengan atlet Tanah Air. Namun, sesuatu yang aneh terjadi di babak kedua. China berusaha mencuri bola secara agresif, terutama di lini depan.
Namun, dalam situasi defensif, mereka sering kali terjatuh dengan kontak minimal. Apa yang dilakukan Tiongkok adalah bagian dari taktik. Namun bagi Indonesia, faktor tersebut bisa mengganggu ritme perkembangan pertandingan. Itu akan membuang banyak waktu.
- Kurangnya target man yang kuat
Di 10 menit terakhir pertandingan, khususnya saat Pratama Arhan dan Malik Lisardi bermain, Shin Tae-young menerapkan strategi baru. Kedua pemain diminta banyak melakukan umpan silang.
Bermain di sisi kanan, Arhan bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Dia banyak melakukan umpan tiga kali. Namun, Indonesia tidak punya pencetak gol kuat di kotak penalti. Ini masalah lama di Indonesia.
Shin Taeyong memiliki banyak penyerang, termasuk Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick, tetapi karakter mereka bukanlah satu-satunya target.